Ada Apa Denganmu? (part I)

Ada apa denganmu begal – begalku.

Waktu itu diruang kelas, kami diskusi tentang bagaimana sebuah pemerintahan negara bisa maju, gagal, serta runtuh. Kami tengah mengupas sebuah buku karya Daron Acemoglu dan James Robinson, Why Nation Fail yang telah diterjemahkan kedalam bahasa indonesia. Diskusi ini membuat saya berfikir mengenai realitas yang kita alami saat ini.

Indonesia adalah negara yang kaya raya dengan kekayaan yang mungkin kita nikmati sendiri tidak akan habis sampai tujuh turunan. Budaya, kita memiliki budaya punya nilai estetika yang tinggi, menarik dan unik. SDM yang melimpah, tinggal diberdayakan saja. Lahan, kurang mengerikan apa Indonesiaku ini cuma gara-gara lahan terbakar bisa melumpuhkan perekonomian negeri seberang. Laut, Tuhan sudah menunjukkan rasa cinta kepada kita dengan kekayaan sebesar itu. menjadi sebuah pertanyaan umum seluruh manusia di bumi pertiwi ini, Mengapa rumput di negeri seberang lebih hijau daripada dinegeri kita? padahal mereka tidak punya tanah yang layak untuk ditanami, tidak punya air untuk menyiram.

Tentu hanya orang yang hebatlah yang bisa memimpin negeri ini. Untuk hidup di abad 21 ini sangatlah berat, ibarat USA yang sedang memanjat tebing, korea sudah berlari dan indonesia masih belajar merangkak. jika membangdingkan dengan negara-negara barat tentunya kita mengalami ketertinggalan yang sangat jauh. Usia kita terpaut jauh, Inggris yang notabenenya adalah negara yang merubah wajah dunia dengan revolusi industrinya (pada abad 19) memiliki pengalaman besar bagaimana hidup bernegara dengan baik selama 600 tahun. Sangat jauh dibanding kita yang baru berusia 70 tahun dan masih terpuruk. Jika kita membandingkan dengan Inggris seperti kita melihat kearah matahari, sangat Silau.

Inggris bisa mencapai sebuah pemerintahan yang di idamkan sekarang karena mengalami suatu musibah besar yakni wabah penyakit pes yang membunuh setengah populasi bangsanya kala itu. akibatnya terjadi kerusuhan besar serta desakan dari rakyat untuk menghentikan dominasi golongan elit yang menyakitkan. Akhirnya desakan tersebut berhasil dikabulkan sehingga tercipta pemerintahan pluralistik dan berpihak pada rakyat sehingga Inggris menjadi negara makmur hingga saat ini.

Lantas apakah indonesia menunggu suatu bencana dahsyat atau kerusuhan yang sangat besar agar bisa menghentikan aksi begal-begal berdasi yang duduk dikursi empuk sana serta untuk menghentikan beliau-beliau yang teganya “menjual negara” kita. Saking tidak berdayanya kami, saking besarnya “kerikil” yang menghadang, kami belum menemukan jawaban bagaimana cara kita agar “benar-benar maju” dan mengobati racun-racun kapitalisme yang tersebar diseluruh tubuh, jajaran penguasa politik dan perekonomian bangsa ini. Mungkin Begal-begalku bisa menjawabnya.

Sama, antara dijajah bangsa lain dengan dijajah bangsa sendiri, sama-sama menyakitkan dan merugikan bahkan lebih.

Ada apa denganmu wahai pemangku kekuasaan rakyat? bisakah engkau singkirkan keinginan pribadi, koloni, serta keluargamu untuk memenuhi kebutuhan rakyatmu dulu?

bisa tidak?

PROLOG

3 tahun lamanya semenjak saya berhenti menulis di blog-blog terdahulu. Mungkin ini reinkarnasi kedua nge-blog yang saya mulai bulan November 2015 ini. Kalau dulu blog saya isinya curhatan cabe-cabean remaja usia 16 – 17 tahun, curhatan buat nyindir si mantan karena gak ngajak balikan ( itu dulu), cerita masa keemasan hingga ke”ngenes”an jaman SMA serta satu dan lain hal yang saya tulis disitu. Sekarang, saya mau mengisi blog ini dengan hal-hal yang “agak mikir”, biar keliatan kalau  udah jadi mahasiswa semester V *yeaa.

Assalamualaikum Wr. Wb.

Baik saudara-saudara, perkenalkan nama saya Dwi Wahyu Kusuma Dewi. Saya mahasiswa (Praja) Institut Pemerintahan Dalam Negeri, jurusan Kebijakan Pemerintahan, kampus IPDN Jakarta, asal pendaftaran Jawa Timur. sekian dulu. -dwkd